Arsip untuk Juni, 2010

persedian minyak bumi semakin menipis


menurut lembaga PBB yang bernama OPEC, menyatakan bahwa persedian minyak dunia tinggal 400 milliyar barel lagi…
dan persedian minyak ini hanya cukup bertahan hingga 40 (empat puluh) tahun lagi….

itu juga jika jumlah penduduk dan pemakai minyak bumi tidak bertambah dari tahun ke tahun, badan PBB “OPEC” sedang bergerak cepat untuk mencari bahan bakar pengganti untuk mengganti minyak bumi sebagai bahan bakar yang semakin tahun semakin berkurang jumlahnya..

, ,

Tinggalkan komentar

ganyang terus SITUS ISRAEL, hacker INDONESIA berjaya


waktu pikiran w lagi mumet we browsingl di OKEZONE.COM, w nwmuin artikel yang isinya para HACKER INDONESIA MENGOBRAK ABRIK isi situs tsb, dan para hacker yang mengaku JATIM CREW, dan HDTEAM meninggalkan jejak yang sama untuk setiap situs yang di hack. intinya hanya berupa kecaman dan protes atas aksi mereka.
jejak yang ditinggalkan berupa pesan yang berbunyi “GO TO HELL ISRAEL, FREE GAZA, SAVE OUR PALESTINE”
“FUCK YOU ISRAEL, WE LOVE PALESTINE”
dan dia juga memasukan foto-foto para korban atas kekejaman mereka atas rakyat PALESTINE.

beberpa situs yang dihack adalah ISIYOGEV.CO.IL, GEH.ORG.IL, PHASE.CO.IL, AVFURNITUR.CO.IL, BATIAROZENTAL.CO.IL, TELAVIWISITORGUIDE.COM, NOTRAY-SERVICES.CO.IL, CINEMAPLAZA.CO.IL, ISRA-HOST.CO.IL

sekian post dari saya, dan saya akan terus mendyukung aksimu para HACKER INDONESIA teruskan aksimu itu untuk menghancurkan semua SITUS ISRAEL..
HIDUP PARA HACKER INDONESIA…

,

Tinggalkan komentar

Islamic Widget


Tinggalkan komentar

Islamic Widget


Tinggalkan komentar

Mengapa membaca al Qur’an ketika kita tak mengerti artinya?


Baru saja saya membaca sebuah tulisan pada secarik kertas yang tertempel pada dinding kantor teman saya. Sebuah tulisan tua dari internet. Mungkin sebagian pengunjung sudah pernah membacanya, namun merupakan temuan baru bagi saya. Judulnya adalah: Why do we read quran, even when we do not understand even a single arabic word? Sebuah tulisan indah yang amat menyentuh hati yang saya coba terjemahkan dengan judul di atas: Mengapa membaca al Qur’an ketika kita tak mengerti artinya?

Alkisah, hiduplah seorang muslim tua bersama seorang cucunya di sebuah pegunungan di bagian timur Kentucky, Amerika. Sang kakek biasa membaca Qur’an selepas sholat shubuh setiap hari. Sang cucu berusaha meniru setiap tingkah laku kakeknya.

Suatu hari, ia bertanya: “Kek! Aku berusaha membaca Qur’an seperti dirimu tetapi aku tidak mengerti isinya. Jikapun ada sedikit yang kupahami, ia akan terlupakan setiap kali aku menutup kitab itu. Lalu, apa gunanya aku membacanya?”

Dengan perlahan sang kakek membalikkan badan dan berhenti dari memasukkan batu bara ke dalam tungku pemasak. Ia menjawab: “Ambillah keranjang ini, bawalah ke sungai di bawah sana dan bawakan untukku sekeranjang air!”

Sang cucu membawa keranjang hitam penuh jelaga batu bara tersebut ke sungai dan mengambil air. Namun air itu telah habis menetes sebelum sampai ke rumah. Sang kakek tertawa dan meminta sang cucu agar mencobanya sekali lagi: “Mungkin engkau harus lebih cepat membawa airnya kemari.”

Sang cucu berusaha berlari, namun tetap saja air itu lebih cepat keluar dari keranjang sebelum sampai ke rumah. Dengan terengah-engah ia pun mengatakan kepada sang kakek bahwa tidak mungkin mengambil air dengan keranjang. Sebagai gantinya ia akan mengambil air dengan ember.

“Aku tidak perlu satu ember air, yang kuinginkan adalah sekeranjang air!” jawab sang kakek. “Kau saja yang kurang berusaha lebih keras,” timpal sang kakek sambil menyuruhnya mengambil air sekali lagi. Sang kakek pun pergi ke luar rumah untuk melihat usaha sang cucu.

Kali ini sang cucu sangat yakin bahwa tidak mungkin membawa air menggunakan keranjang. Namun ia berusaha memperlihatkan kepada sang kakek bahwa secepat apapun ia berlari, air itu akan habis keluar dari keranjang sebelum ia sampai ke rumah. Kejadian yang sama berulang. Sang cucu sampai kepada kakeknya dengan keranjang kosong. “Lihatlah Kek! Tidak ada gunanya membawa air dengan keranjang.” katanya.

“Jadi, kau pikir tidak ada gunanya?”, sang kakek balik bertanya. “Lihatlah keranjang itu!” pinta sang kakek.

Ketika sang cucu memperhatikan keranjang itu sadarlah ia bahwa kini keranjang hitam itu telah bersih dari jelaga, baik bagian luar maupun dalamnya, dan terlihat seperti keranjang baru.

“Cucuku, demikianlah yang terjadi ketika engkau membaca al Qur’an. Engkau mungkin tidak mengerti atau tidak bisa mengingat apa yang engkau baca darinya. Namun ketika engkau membacanya, engkau akan dibersihkan dan mengalami perubahan, luar maupun dalam. Itulah kekuasaan dan nikmat Allah kepada kita!”

,

Tinggalkan komentar