Agama: Instrumen atau Tujuan


Tentu banyak umat beragama yang merasa heran, miris, dan tak-habis-pikir dengan pandangan (baca: pemahaman keagamaan) para teroris berbasis agama tersebut. Tetapi kalau kita bersedia jujur mengakui kekurangan dan kelebihan agama, maka hal seperti itu pada dasarnya merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah keberadaan agama. Ia merupakan implikasi tak terhindarkan dari eksistensi agama itu sendiri.

Kehidupan dunia makin dihantui oleh kecemasan karena keganasan terorisme. Koalisi global memerangi terorisme yang dikomandoi oleh Amerika Serikat pasca peristiwa 11 September 2001 tidak menciutkan nyali para teroris. Keberhasilan demi keberhasilan dalam sejumlah agenda yang mereka tuai–Indonesia saja berhasil ‘dipukul telak’ sebanyak dua kali (Bom Bali dan J.W. Marriott)—telah mendatangkan efek ketakutan bagi siapa saja dan negara mana saja.

Sampai sekarang, Islam ‘tertuduh’ sebagai agama yang paling banyak menghasilkan teroris. Masyarakat Islam boleh saja mengecam para teroris sebagai biadab, tidak bertuhan, dan tidak berperikemanusiaan. Atau mengingkari bahwa teroris itu sebenarnya bukanlah orang beragama. Tetapi fakta menunjukkan kepada dunia; para pelaku teror mengakui bahwa perbuatannya itu didasari oleh, dan mendapat legitimasi doktrinal dari, agama Islam. Aksi yang mereka lakukan dipahami sebagai bentuk pengabdian tertinggi terhadap nilai-nilai luhur agama; merupakan bentuk pembalasan terhadap musuh-musuh kosmik, sehingga aksinya dipandang sebagai mulia, terhormat, dan membanggakan. Apa lagi kemuliaan tertinggi dalam agama selain ‘pengorbanan tanpa batas’ pada agama itu sendiri?

Tentu banyak umat beragama yang merasa heran, miris, dan tak-habis-pikir dengan pandangan (baca: pemahaman keagamaan) para teroris berbasis agama tersebut. Tetapi kalau kita bersedia jujur mengakui kekurangan dan kelebihan agama, maka hal seperti itu pada dasarnya merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah keberadaan agama. Ia merupakan implikasi tak terhindarkan dari eksistensi agama itu sendiri.

  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar